Monday 21 June 2010

BUKAN berlian hitam

Orang-orang Hindia yang pergi ke Belanda dan belajar di sana telah kenyang pengalaman pahit keterbelakangan nasional dan sosial sejak kanak-kanak di tanah airnya, keberadaan mereka di Belanda di tengah kawan-kawan yang merdeka secara tidak langsung akan membuat mereka berpikir dan lebih buruk lagi muncul dendam nasional yang lebih mendalam.


Kesenjangan yang terjadi ini tidak mampu terbendung oleh rasa mewujudkan suatu negeri/ bangsa yang bebas dan mandiri. Inilah cikal bakal munculnya entitas yang bernama Indonesia dikalangan terpelajar Nusantara.


Semakin terpelajarnya pemuda Nusantara dalam berpikir dan berlaku semakin membukakan pemikiran mereka terhadap orang-orang Belanda yang berada di Nusantara.


Kepergian pemuda Nusantara ke Belanda dan mendapatkan pembelajaran pendidikan disana membuat mereka membandingkan, bahwa orang-orang Belanda yang berada di Nusantara hanyalah sekumpulan orang-orang yang biasa sama sekali, dan dalam banyak hal bahkan lebih rendah sehingga pantas dihina sekalipun dalam hal pengetahuan.


Tidaklah sulit menebak apa yang terjadi selanjutnya, yakni ketidaktenangan untuk melakukan perubahan segera atas tatanan yang ada terutama yang terjadi di Nusantara.


Namun, pemikiran maju inipun terpecah menjadi dua:




  1. Kubu Revolusi

  2. Kubu Evolusi


Kubu Revolusi menghendaki seluruh hubungan dengan Belanda harus diputuskan, sedangkan kubu Evolusi menghendaki kerjasama dengan Belanda yang nantinya dipandang lebih efektif. Sayangnya, mayoritas pemuda terpelajar Nusantara nampaknya memilih cara terakhir ini. Termasuk para petinggi kita yang merumuskan kemerdekaan Nusantara adalah rangkaian turunan dari pemikiran logika dan empiris Barat yang plural dan menolak hal-hal yang sifatnya imanen.


Perkecualian akan terjadi apabila pelajar tersebut memegang dengan kuat aqidah Islam secara kuat dan teguh. Sayangnya lagi, dari keseluruhan pelajar sedikit sekali yang memperjuangkan Islam sebagaimana perjuangan rakyat Nusantara. Menjadi wajar apabila kita mengetahui bahwa pelajar yang dikirim adalah golongan bangsawan, dimana modernitas dan keterbukaan terhadap sesuatu yang dipandang bagus adalah bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Sehingga usaha kaum terpelajar Nusantara selalu terbentur pada sosiologis masyarakat Nusantara yang telah memeluk Islam taat. Pelajar hanya mampu mencapai wacana pada masyarakat, tapi tidak pernah sampai pada perjuangan hakiki mengangkat senjata untuk orang-orang kafir.


Kesalahannya adalah: pemuda Nusantara yang cerdas dan telah dipintarkan lagi oleh Barat (terutama Belanda), telah disusupi isu-isu humaniora yang menjauhkan mereka dari religiusitas dalam tataran yang paling ultim. Mereka dicekoki kesetaraan, hak asasi dan kemanusiaan untuk ditinggikan diatas agama yang telah dengan darah ditanamkan dan mendapat tempat paling luas di dalam kehidupan masyarakat Nusantara.


40 kesultanan yang mengusung kekuasaan politik Islam telah tersebar di seluruh Nusantara rupanya menjadi kenyataan yang sangat ditakuti oleh Barat dalam upaya pendudukan dan penguasaan hasil bumi Zamrud Khatulistiwa.


Pertanyaannya adalah: bagaimana bisa seseorang yang hidup pada masa belum terciptanya sebuah entitas bernegara diklaim sebagai orang yang berjuang demi tanah air?




Alangkah marahnya para pejuang yang benar-benar memanggul senjata dan berteriak lantang terhadap kolonial dan penjajah jika disejajarkan dengan tukang gambar yang secara kebetulan bernasib baik dicatat sebagai pejuang simbol yang mendorong rakyat Nusantara menciptakan Indonesia!


Note: Artikel Lanjutan dari....


Saturday 19 June 2010

jatuh tertimpa bulan

sudah jatuh masih dikira bulan..
sudah cinta masih dikira bulan juga..
bulan apa sedang musim jatuh ya disana..

Sunday 6 June 2010

sangsi

israel (yahudi) --> Gaza (Islam)
--> marmara (volunteer)

yang lebih dulu diserang Gaza..israel menyerang Gaza..tapi kenapa seluruh dunia tidak ada yang mengecam keras?
begitu muncul marmara dan diserang pula oleh israel..isi kapal universal..tapi lihatlah gejolak hujatan baru muncul dan dunia "baru" mengecam israel..
tidakkah kita bertanya-tanya akan hal ini?
ummat Islam telah dibengkokkan ajarannya untuk memuja kemanusiaan..tuhan orang-orang sekarang ini..tidak lagi diingatkan bahwa hanya ada satu ALLAH..
atau ini skenario yahudi untuk menunjukkan bahwa memang penduduk di seluruh dunia ini memuja tuhan kemanusiaan?!
sy mendengar dengan jelas di berbagai media dan ini kutipannya: "masalah penyerangan ini sudah bukan lagi masalah agama, tapi sudah masalah kemanusiaan" ANJING!!!!
kemanusiaan ditinggikan derajatnya di atas agama!!!
kemana lagi kita akan mendapatkan Ridho-NYA kalau kita bahkan mengangguk-angguk dan bahkan setuju dengan opini yang dibentuk oleh media tersebut?!!
lupakah bahwa semua media di Amerika dikuasai oleh yahudi??!
dan lupakah kita bahwa semua media yang ada di Indonesia ini kucuran dananya juga dari kaum mereka??!!!
bisa-bisa nanti teori darwin tumbuh subur lagi..dan kita kembali lagi menjadi BIADAB!!