Thursday 4 November 2010

DOA ISTRI PADA SUAMI


HR Tirmidzi : “ Tiada satupun yang lebih mulia bagi Allah melainkan do’a”. Do’a adalah senjata, do’a adalah bukti begitu kecilnya kita sebagai hamba. Tidak pantas kita menyombongkan diri karena hanya kepada Allah sajalah kita memohon pertolongan dan perlindungan. Apalagi do’a seorang istri kepada suami, seperti kisah Nabi Ayub as. Ia diuji dengan bencana yang menimpa fisiknya. Tubuhnya tidak menyisakan satu lobang jarumpun yang sehat. Tidak ada sesuatupun di dunia ini yang dapat menolongnya, selain istrinya yang tetap memelihara cintanya karena Allah. Istrinya selalu melayaninya dan selalu mendo’akan sang suami untuk kesembuhannya, maka Allah mengabulkan do’anya, memper kenankan permohonannya. Lalu Allah memerintahkan Nabi Ayub untuk bangkit dan menjejakkan kakinya ke tanah dan Allah mengeluarkan mata air dari dalam tanah dan menyuruhnya mandi dengan air itu. Lalu, Allah menghilangkan seluruh penyakit yang ada di tubuhnya. Itulah buah dari do’a istri yang sholehah. “ Do’a Perempuan lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki, ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab Baginda, “ Ibu lebih penyayang dari pada Bapa, “ dan do’a orang yang penyayang tidak akan sia-sia”.




Satu Kunci Surga (doa seorang istri untuk kebaikan suaminya) Bismillahirrahmanirrahim…


Yang Maha Indah, Tiap sosok selalu menyimpan rahasia Termasuk Engkau Sang Maha Suci yag telah mempertemukan kami dalam sebuah ikatan suci Lama, aku menyadari Bahwa ada seseorang yang berjalan menjajariku Seseorang yang memberikan hidupnya untuk meilndungiku karena mencintaiMu Seseorang yang mengecup hatiku ketika aku kalut dan seseorang yang tetap berkata,” Aku mencintaimu” Bahkan ketika aku tiada di sisinya


Yang Maha Pengabul Harap, Terimalah jutaan doaku padanya Balaslah ia dengan luruhan cintaMu Atas semua kebaikannya juga amarahnya


Yang Maha Sandaran Hati, Sampaikanlah terimakasihku padanya Karena telah bersedia menjadi satu Dari sekian banyak kunci surga Yang kau pilihkan untukku


Segala puja dan puji kucurahkan padaMu Kumohon sampaikan salamku untuk Baginda Rasulullah Semoga Engkau melimpahkan cinta atasNya Sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang ada di dalam hatiku Karenanya, kabulkanlah doaku


Amin ya Rabbal Alamin…?

PROFESI TERMAHAL BAGI PEREMPUAN

Rasulullah Saw pernah berkata kepada sang anak tercinta seraya menghibur ketika melihat Fatimah bersedih dan menginginkan ada pembantu yang bisa meringankan pekerjaan rumah tangganya. Beliau Saw berkata :



“Jika Allah Swt menghendaki wahai Fatimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untuk mu. Akan tetapi Allah menghendaki dituliskannya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat.”



“Ya Fatimah, perempuan mana yang menggiling tepung untuk suaminya dan anak-anaknya, maka Allah menuliskannya satu derajat.”

“Ya Fatimah, perempuan mana yang berkeringat ketika ia menggiling gandum untuk suaminya, maka Allah menjadikan dirinya dan neraka tujuh buah parit.”



“Ya Fatimah, perempuan mana yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka, dan mencuci pakaian mereka, maka Allah akan mencatatkan baginya pahala orang yang member makan pada seribu orang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang telanjang.”



“Ya Fatimah, apabila seorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya dan Allah mencatat baginya setiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan darinya seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit melahirkan, maka Allah mencatatkan untuknya pahala orang-orang yang berjihad pada jalan Allah yakni perang sabil. Apabila ia melahirkan, maka keluarlah dari dirinya dosa-dosanya seperti ketika ia dilahirkan. Dan apabila ia meninggal, tiadalah ia meninggal dalam keadaan berdosa sedikitpun, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman surga. Dan Allah akan mengkaruniakan pahala seribu seribu haji dan seribu umrah serta beristighfarlah untuknya seribu malaikat hingga hari kiamat.”



Dari penggalan hadits yang tertulis diatas menunjukkan bahwa sesungguhnya peran perempuan dirumah sebagai ibu rumah tangga merupakan profesiterbaik bagi dirinya. Jika mengetahui dan paham betul dengan apa-apa yang dijanjikan Allah untuk membalas pekerjaan mulia itu, pasti tidak ada satupun yang minder menjadi seorang ibu rumah tangga. Dengan banyaknya reward yang diberikan Allah untuk mereka yang berjihad sebagai ibu rumah tangga, maka jelas ibu rumah tangga merupakan profesi termahal! Sebuah profesi yang tidak mungkin dirasakan oleh kaum laki-laki...Lalu, saat ini masih pantaskah malu menjadi ibu rumah tangga?

oleh Aditya Abdurrahman

Sunday 31 October 2010

Menghindari Godaan Wanita Teman Kencan






Redaksi Yth
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sungguh, saya sangat takut akan azab Allah tentang zina. Bolehkah saya hanya bertaubat kepada Allah tanpa pengakuan kepada sesama manusia bahwa saya telah berzina?. Bukan karena takut akan rajam jika mengaku. Tetapi semata-mata untuk mempertahankan keutuhan keluarga. Sebab, jika ada pengakuan, keluarga akan pecah walaupun saya telah meminta maaf dan bertaubat kepada Allah. Sementara saya tidak ingin ada perceraian. Bagaimana cara meminta maaf terhadap istri karena telah berbuat zhalim kepadanya. Bolehkah saya berbohong kepada wanita yang telah berzina dengan saya dengan mengatakan saya jarang menghubunginya lewat telpon dengan alasan sudah tidak punya HP lagi. Itu saya lakukan semata-mata untuk menghindar darinya karena takut terulang lagi.


Saya sudah ajak dia untuk bertaubat. Katanya mau bertaubat. Namun karena mungkin ‘hubungan kami’ begitu indah syaithan selalu menggoda kami berdua. Itulah sebabnya saya putuskan untuk jarang menghubunginya lagi. Kalau saya hubungi dia, hanya untuk menjalin tali silaturahmi saja. Terima kasih atas taushiyahnya.


Alhamdulillah sudah 6 bulan ini saya berlangganan As Sunnah dan mengumpulkan buku-buku yang ditulis oleh al Albani ulama salafi lainnya. Saya mencoba memahami Islam melalui manhaj Salaf. Semoga Allah meridhai saya. Karena itu, mohon dari rekan-rekan untuk mendoakan saya agar selalu istiqamah.

Fulan Jkt.


Jawab:

Kami merasa iba terhadap Anda yang telah terjerumus ke dalam lembah perzinaan. Semoga Allah segera menghilangkan rasa cinta yang busuk, penuh racun tersebut. Bertaubatlah segera dengan sebenarnya dari perbuatan keji tersebut!. Itulah katup pengaman yang paling ampuh, akan membersihkan Anda dari noda dosa zina dan lainnya. Allah Maha Mengampuni segala kesalahan. Pengakuan kesalahan yang Anda lakukan kepada sesama (istri atau keluarga) dalam masalah seperti ini tidak mesti Anda lakukan. Seorang pelaku maksiat dituntut untuk tidak membeberkannya kepada orang lain.

Para suami, hendaknya sudah dapat mengendalikan hawa nafsunya (seksual). Sebab, Allah Azza wa Jalla telah menghalalkan cara baginya untuk memenuhi hajat biologisnya.


Salah pergaulan berperan dalam merusak diri kita. Apalagi bila kawan pergaulan dari kalangan wanita, yang sudah disebut oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai fitnah yang paling berbahaya bagi kaum Adam. Kita pun tidak boleh terlalu percaya diri akan selamat dari fitnah ini. Al Qurthubi rahimahullah pernah berkata:


“Sepatutnya seseorang tidak boleh percaya diri saat berkholwat bersama dengan wanita yang tidak halal baginya. Menghindarinya lebih baik dan lebih menjaga diri”.[1]


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ


"Tidakkah aku tinggalkan sebuah fitnah sesudahku, ia lebih membahayakan kaum lelaki, melebihi bahaya fitnah wanita". [HR. al Bukhari Muslim]


Zina termasuk dosa besar. Bahayanya pun tidak bisa dianggap enteng. Akan mengakibatkan perusakan nasab, penodaan reputasi keluarga dan masyarakat serta kemunculan hukuman yang merata


Zina seperti diungkapkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah dalam ad Da` Wad Dawa` berpangkal dari rasa al isyqu (kecanduan asmara, kasmaran) yang menggelayuti jiwa pelaku kepada pasangan kencannya. Hati yang demikian biasanya sedang mengalami kekosongan jiwa dan hati dari mahabbatullah (cinta kepada Allah). Jika jiwa kosong dan tidak disibukkan dengan hal-hal yang bermanfaat, mesti akan larut dala hal-hal yang membahayakan.


Bila Anda masih sayang dengan keluarga, segera saja jauhi wanita tersebut. Tidak perlu Anda menjalin hubungan dengannya dengan cara apapun. Baik dengan dalih silaturahmi atau alasan lainnya. Sebab, masih mungkin memicu syahwat menuju hal yang tidak baik. Anda pun telah menyadari bahaya wanita tersebut ketika ‘indahnya hubungan’ dengannya menggelitik kembali. Apalagi ia belum berkeinginan memperbaiki diri. Bahkan bila perlu Anda mengganti nomor HP. Buktikan cinta Anda kepada istri Anda, wanita yang halal. Hal ini, yaitu menjauhi wanita yang sempat menjadi sumber Anda bermaksiat akan membuktikan cinta kepada ketaatan kepada Allah, serta cinta kepada istri.


Menurut nasehat Ibnu Taimiyah rahimahullah, orang semacam Anda (mengalami kecanduan cinta terlarang), mesti menempuh cara-cara berikut ini:


Pertama : Menikah. (alhamdulillah Anda sudah menikah).

Nabi bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian melihat pesona seorang wanita, hendaknya ia mendatangi istrinya. Sesungguhnya ia juga memiliki apa yang dimilikinya”.

Pernikahan akan mengurangi gejolak syahwat dan melemahkan kasmaran kepada wanita lain.


Kedua : Menekuni sholat lima waktu, berdoa dan merendahkan diri (tadharru’) di waktu-waktu sahar (sebelum fajar menyingsing).

Menegakkan sholat dengan hati penuh penghayatan dan khusyu’, serta memperbanyak doa yang berbunyi:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

يَا مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ اصْرِفْ قُلُوبَنَا إِلَى طَاعَتِكَ


“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamamu. Wahai Dzat yang memaling-malingkan hatiku, palingkanlah hatiku kepada ketaatan kepadaMu dan RasulMu”.


Kapan saja ia menekuni doa dan ketundukan kepada Allah, niscaya Allah akan menyelamatkan hatinya dari masalah itu. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :


"Demikianlah agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih". [Yusuf : 24]


Ketiga: Menjauhi tempat orang (wanita penggodanya), dan menjaga jarak dengannya untuk tidak berkumpul dengannya. Sehingga tidak tahu informasi tentang dirinya. Tidak menjumpainya lewat pandangan langsung ataupun sesuatu yang bisa mengingatkan tentangnya. Keterbatasan hubungan akan mengakibatkan kepudaran ikatan. Dan kapan saja ingatan melemah, maka akan semakin lemah pula pengaruhnya pada hati. Hendaknya ia menempuh perkara-perkara ini dan memonitor perkembangan kondisi-kondisinya. Wallahu a’lam.


Setelah penyesalan, bulatkan tekad untuk tidak pernah mengotori diri lagi. Tempa diri Anda agar bersabar saat berhadapan dengan maksiat. Ibnul Qayyim rahimahullah memberikan nasehat:


“Bersabar hingga tidak tergiur oleh maksiat dapat ditempa melalui banyak hal:


1. Pengetahuan seorang hamba, bahwa maksiat sangat buruk, rendah dan bejat

2. Tanam keyakinan bahwa Allah telah mengharamkan dan melarangnya supaya mengekang gerak perbuatan-perbuatan rendah dan hina. Seperti halnya seorang ayah yang penyayang memelihara anaknya dari hal-hal yang membahayakannya. Factor ini akan memacu orang yang cerdas untuk meninggalkannya, kendatipun tidak ada ancaman siksa padanya.
3. Rasa malu kepada Allah. Siapa saja yang mengetahui pendangan Allah mengarah kepadanya dan ia selalu dalam pengawasan dan pendengaran-Nya, ia akan merasa malu kepada Rabbnya untuk nekad menerjang hal-hal yang dimurkai-Nya
4. Mempertimbangkan nikmat-nikmat Allah dan kebaikan-Nya padamu. Sesungguhnya dosa-dosa akan menyirnakannya, sudah pasti”. [3]

Alangkah baiknya, bila kita mendengarkan nasehat dari Khalifah ‘Umar bin al Khaththab yang dikutip oleh al Khaththabi dalam kitab al ‘Uzlah hlm. 58, dari Wadi’ah, ia berkata: Aku mendengar ‘Umar bin al Khaththab sedang menasehati seseorang:


“Janganlah engkau berbicara kecuali yang berguna. Hindari musuhmu. Waspadailah seorang teman kecuali yang amanah. Dan tiada kawan yang dapat dipercaya kecuali yang takut dan taat kepada Allah Azza Wa Jalla. Janganlah engkau berjalan bersama orang fajir (jahat), hingga ia akan mengajarimu sebagian dari kejahatannya. Janganlah engkau menaatinya saat engkau sendirian, jangan pula meminta kepadanya pendapat, kecuali kepada orang-orang yang takut kepada Allah Subhanah”.


Alhamdulillah, dalam pengakuan di atas, Anda telah benar-benar bertaubat, menyesali perbuatan. Semoga Allah menerima taubat Anda. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


التَّائِبُ مِنْ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ


".Orang yang bertaubat, seperti orang yang tidak ada dosanya" [4]


Semoga Allah Azza Wa Jalla memberikan hidayah dan istiqomah bagi kita sekalian agar senantiasa berada di atas jalanNya yang lurus. Amien. Wallahul Hadi Ila Shirathil Mustaqim.


[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 98/Tahun X/1427H/2006M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]

________
Footnotes
[1]. Al Jami’ Li Ahkamil Qur`an (14/202) saat menafsiri ayat (yang artinya) : “Apabila kalian meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir”. Al Ahzab : 53
[2]. Majmu al Fatawa : 32/5-6
[3]. Thariq al Hijratain Wa Babu as Sa’adatain (1/270).
[4]. Hadits hasan dengan syawahid

Friday 22 October 2010

Tazkiyyatun Nufuus






Hubungan hati dengan organ-organ tubuh lainnya, laksana raja yang bertahta di atas singgasana yang dikelilingi para punggawanya. Seluruh anggota punggawa bergerak atas perintahnya. Dengan kata lain, bahwa hati itu adalah pengendali dan sekaligus sebagai pemberi komando terdepan yang setiap anggota tubuh berada di bawah kekuasaannya. Di hati inilah anggota badan lainnya mengambil keteladanannya, baik dalam ketaatan atau penyimpangan. Organ-organ tubuh lainnya selalu mengikuti dan patuh dalam setiap keputusan.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya); “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka baiklah tubuh manusia itu, akan tetapi bila daging itu rusak maka rusak pula tubuh manusia. Ketahuilah bahwa sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari-Muslim)

Pengelompokan Hati Manusia

Hati manusia terbagi menjadi tiga klasifikasi; Qalbun Shahih (hati yang suci), Qalbun Mayyit (hati yang mati), dan Qalbun Maridl (hati yang sakit).

Pertama, Qalbun Shahih

Yaitu hati yang sehat dan bersih (hati yang sehat) dari setiap nafsu yang menentang perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan dari setiap penyimpangan yang menyalahi keutamaan-Nya. Sehingga ia selamat dari pengabdian kepada selain Allah, dan mencari penyelesaian hukum pada selain Rasul-Nya. Karenanya, hati ini murni pengabdiannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, baik pengabdian secara iradat (kehendak), mahabbah (cinta), tawakkal (berserah diri), takut atas siksa-Nya dan mengharapkan karunia-Nya. Bahkan seluruh aktifitasnya hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala semata. Jika mencintai maka cintanya itu karena Allah, dan jika membenci maka kebenciannya itupun karena Allah, jika memberi atau bersedekah, hal itu karena-Nya dan jika tidak memberi, juga karena Allah. Dan tidak hanya itu saja, tapi diiringi dengan kepatuhan hati dan ber-tahkim kepada syari'at-Nya. ia mempunyai landasan yang kuat dan prinsip tersendiri dalam menjadikan Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai suri tauladan dalam segala hal. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman; “Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Hujurat [49] : 1)

Ciri-ciri Qalbun Shahih

  1. Apabila hati pergi meninggalkan dunia menuju dan berdomisili di alam akhirat, sehingga seakan ia termasuk penduduknya. Ia datang ke dunia fana ini bagaikan seorang asing yang kebetulan singgah sebentar sebelum meneruskan perjalanan menuju alam akhirat. Sebagaimana telah diwasiatkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada 'Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma (yang artinya); “Jadikanlah dirimu di dunia ini seakan-akan kamu orang asing atau orang yang sedang menyeberangi suatu jalan.” (HR. Bukhari)

  2. Jika ia tertinggal wirid, atau sesuatu bentuk peribatan lainnya, maka ia merasakan sakit yang tiada terperi, melebihi sakitnya orang yang tamak dan kikir saat kehilangan barang kesayangannya.

  3. Ia senantiasa rindu untuk dapat mengabdikan diri di jalan Allah, melebihi keinginan orang yang lapar kepada makanan dan minuman. Yahya bin Mu'adz berkata; “Barangsiapa yang merasa berkhidmat kepada Allah, maka segala sesuatupun akan senang berkhidmat kepadanya, dan barangsiapa tentram dan puas dengan Allah maka orang lain tentram pula ketika melihat dirinya.

  4. Apabila tujuan hidupnya hanya untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

  5. Bila sedang melakukan shalat, maka sirnalah semua kegundahannya dan kesusahan karena urusan dunia. Sebab di dalam shalat telah ia temukan kenikmatan dan kesejukan jiwa yang suci.

  6. Sangat menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakanya, melebihi rasa kekhawatiran orang bakhil dalam menjaga hartanya.

  7. Tidak pernah terputus dan futur (malas) untuk mengingat Allah dan berdzikir kepada-Nya.

  8. Lebih mengutamakan pada pencapaian kualitas dari suatu amal perbuatan daripada kuantitas. Ia lebih condong pada keikhlasan dalam beramal, mengikuti petunjuk syari'at Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam disamping ia selalu merenungi segala bentuk karunia yang diberikan Allah kepadanya, dan mengakui tentang kelalaian dan keteledorannya dalam memenuhi hak-hak Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Kedua, Qalbun Mayyit

Qalbun Mayyit (hati yang mati) adalah kebalikan dari hati yang sehat, hati yang mati tidak pernah mengenal Tuhannya, tidak mencintai atau ridha kepada-Nya. dan ia berdiri berdampingan dengan syahwatnya dan memperturutkan keinginan hawa nafsunya, walaupun hal ini menjadikan Allah Subhanahu wa Ta'ala marah dan murka akan perbuatannya. Ia tidak peduli lagi apakah Allah ridha atau murka terhadap apa yang dikerjakannya, sebab ia memang telah mengabdi kepada selain Allah. Jika mencintai didasarkan atas hawa nafsu, begitu pula dengan membenci, memberi. Hawa nafsu lebih didewa-dewakan daripada rasa cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Hati jenis ini adalah hati yang jika diseru kepada jalan Allah, maka seruan itu tidaklah berfaidah sedikitpun, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menutup hati mereka. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya); “Dan diantara mereka ada orang yang mendengar (bacaanmu), padahal kami telah meletakkan tutup di atas hati mereka sehingga mereka tidak memahaminya) dan kami letakkan sumbatan di telinganya dan jikalaupun mereka melihat segala tanda kebenaran mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata; 'al-Qur'an itu tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu.'” (QS. al-An'am [6] : 25)

Ayat ini menunjukkan, bahwa ada manusia yang tidak mempergunakan hatinya untuk memahami ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan tidak mempergunakan telinganya untuk mendengar perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Juga tidak mau melihat kebenaran yang telah disampaikan. Seperti difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala (yang artinya); “(Mereka berkata;) Hati kami tertutup dari ajakan yang kamu serukan kepada kami, dalam telinga kami ada sumbatan, dan diantara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu, sesungguhnya kami bekerja pula.” (QS. Fushilat [41] : 5)

Allah Subhanahu wa Ta'ala akan membiarkan mereka dalam kegelapan dan mereka sedikitpun tidak akan mendapatkan cahaya iman. “Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya. Allah menghilangkan cahaya (yang menyinari) mereka. Dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat, mereka tuli, bisu dan buta, maka mereka tidaklah kembali kepada jalan yang benar.” (QS. al-Baqarah [2] : 17-18)

Ketiga, Qalbun Maridl

Qalbun Maridl (hati yang sakit) adalah hati yang sebenarnya memiliki kehidupan, namun didalamnya tersimpan benih-benih penyakit berupa kejahilan. Hati yang sedang dicekam sakit akan mudah menjadi parah apabila tidak diobati dengan hikmah dan mau'idzah. Seperti difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala (yang artinya); “Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan setan, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang keras hatinya.” (QS. al-Hajj [22] : 53)

Karena sesungguhnya apa yang disisipkan oleh setan ke dalam hati manusia itu, akan membuat sesuatu menjadi syubhat (sesuatu yang meragukan), seperti penyakit ragu dan sesat. Begitu hati menjadi lemah karena penyakit yang diidap, maka setanpun mudah merasuk kedalam hati lalu menghidupkan fitnah dalam hati tersebut. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya): “Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu) niscaya kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka. Kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar.” (QS. al-Ahzab [33] : 60)

Namun demikian, hati orang-orang yang seperti itu belumlah mati sebagaimana hati orang-orang kafir dan orang-orang munafik, akan tetapi bukan pula hati sehat, seperti sehatnya hati orang-orang yang beriman. Sebab di dalam hati mereka terdapat penyakit syubhat dan syahwat. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala (yang artinya): “Sehingga berkeinginanlah orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya.” (QS. al-Ahzab [33] : 32)

Ciri-ciri Qalbun Maridl

Boleh jadi hati manusia sedang sakit, bahkan tanpa disadari. Lebih tragis bahwa hatinya sebenarnya mati, namun si empunya tidak menyadari.

Tanda-tanda spesifik hati yang sedang sakit atau mati adalah jika ia tidak merasa sakit dan pedih oleh goresan-goresan pisau kemaksiatan, Hal itu disebabkan karena hatinya telah rancu dan teracuni, sehingga tidak dapat lagi membedakan antara nilai kebenaran dan aqidahnya yang bathil. Hal ini seperti ditafsirkan oleh Mujahid dan Qatadah tentang firman Allah yang berbunyi “fi qulubihim-maradhun” (QS. al-Baqarah [2] : 10), artinya; “Dalam hati mereka terdapat penyakit.” “Ayat ini menunjukkan adanya keraguan yang tumbuh dalam hati manusia tentang kebenaran.” Bahkan ia melihat kebenaran bagai sesuatu yang sangat bertentangan dengan kehendaknya. Kebenaran itu dilihat dari sisi lain yang terasa merugikan dirinya. sehingga dalam kondisi seperti ini ia lebih menyukai kebathilan dan kemudharatan.

Faktor-faktor Penyebab Sakitnya Hati

Penyebab timbulnya penyakit di hati adalah dikarenakan banyaknya fitnah yang selalu dibidikkan pada hati. Fitnah-fitnah tersebut dapat berupa: fitnah syahwat, dimana reaksinya amat keras sampai dapat merancukan niat dan iradat (kehendak) seseorang. Dan yang lain adalah fitnah syubhat (keragu-raguan) yang menyebabkan kacaunya persepsi dan i'tiqad (keyakinan).

Racun Hati

Setiap kemaksiatan adalah racun dan yang merupakan penyakit dan perusak kesucian hati. Dan racun-racun hati yang paling banyak ditemukan dan reaksinya cukup keras bagi kelangsungan hidup hati ada empat macam yaitu:

  1. Berlebihan dalam Berbicara

    Banyak berbicara adalah salah satu faktor yang menyebabkan hati menjadi keras, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: “Janganlah memperbanyak kata (bicara) selain dzikrullah, karena banyak bicara selain dzikrullah menjadikan hati keras. Dan orang yang terjauh dari Allah adalah yang berhati keras.” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma). Kemudian juga dengan banyak berbicara terkadang membuat seseorang mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan dan tanpa dipertimbangkan sebelumnya, sehingga melahirkan kerugian dan penyesalan. Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu pernah berkata; “Barang siapa yang banyak bicaranya, maka banyak kesalahannya, sehingga nerakalah sebaik-baik tempat bagi mereka.” Hal ini ditegas juga dalam sebuah hadits, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya); “Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan yang menyebabkan ia tergelincir ke dalam neraka lebih jauh antara timur dan barat.” (HR. Muttafaq 'alaihi, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu)

  2. Berlebihan dalam Memandang Sesuatu

    Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memerintahkan kepada setiap Mukmin dan Mukminah untuk menundukkan pandangannya, yang demikian itu lebih suci bagi hati-hati mereka. Dan juga mereka akan merasakan manisnya iman, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam (yang artinya): “Barangsiapa yang menahan pandangannya karena Allah, maka dia akan diberikan oleh Allah rasa manisnya iman yang ia rasakan dalam hatinya, sampai dimana ia manghadap kepada-Nya.” (HR. Ahmad). Sekarang bagaimana jika perintah itu dilanggar, maka jelas akan menyebabkan fitnah bagi hati pelakunya. Yaitu, rusaknya kesucian hati itu sendiri oleh angan-angan dan keindahan semu yang dibisikkan setan, lupa terhadap hal yang menjadi kemaslahatan. Lalu ia berbuat melampaui batas sehingga hilanglah akal sehatnya dan menyebabkan ia menjadi pengabdi hawa nafsu. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya); “Janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melampaui batas.” (QS. al-Kahfi : 28)

  3. Berlebihan dalam Makan

    Sedikit makan dapat melunakkan hati, menajamkan otak, merendahkan nafsu birahi dan melemahkan nafsu amarah. Sedangkan bila banyak makan, bahkan sampai kekenyangan akan berakibat sebaliknya.

    Dari Miqdam bin Ma'di Karib dia berkata; bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Anak adam tidak memenuhi wadah yang lebih buruk, daripada ia memenuhi perutnya. Cukuplah baginya beberapa suap saja untuk menguatkan tulang rusuknya. Jika memang tidak memungkinkan, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum, dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

    Alangkah banyak kemaksiatan yang tersulut akibat makan yang berlebihan dan menghalangi ketaatan manusia kepada Sang Khalik. Karenanya siapa yang mampu menjaga perutnya dari sifat serakah, maka ia benar-benar membuktikan bahwa dirinya mampu menjaga diri dari keburukan yang lebih fatal lagi.

    Ibrahim bin Adham berkata; “Barangsiapa mampu mengendalikan perutnya, maka ia mampu pula mengendalikan agamanya, dan barangsiapa yang mampu menguasai rasa lapar (tidak makan berlebihan) maka ia dapat menguasai akhlak-akhlak yang baik, sebab maksiat kepada Allah itu jauh dari orang-orang yang lapar (yang mampu mengendalikan syahwat perutnya).

  4. Berlebihan dalam Bergaul

    Betapa tragis suatu pergaulan yang dapat merampas kenikmatan yang telah ada, karenanya timbul benih-benih permusuhan dan kebencian yang terpendam sehingga menyesakkan rongga-rongga dada. Namun rasa itu sulit dihindari terutama oleh hati yang sudah terluka. Demikian juga berlebih-lebihan dalam pergaulan dapat mendatangkan kerugian di dunia dan akhirat. Seyogyanya bagi seorang hamba dapat mengambil hikmah dari setiap pergaulan. usahakanlah untuk bersikap bijak dan dapat menempatkan diri dalam menghadapi berbagai karakter teman sepergaulan. Dimana karakter-karakter tersebut ada empat golongan:

    • Terhadap orang yang jika kita membutuhkan bergaul dengannya, laksana kebutuhan kita terhadap makanan, kita tidak dapat lepas darinya dalam sehari semalam. Mereka itu adalah para Ulama yang memiliki cakrawala pengetahuan yang luas tentang ilmu Agama, mengetahui tipu daya setan dan segala macam bentuk penyakit hati.

    • Terhadap orang yang jika kita bergaul dengannya seperti kebutuhan kita akan obat. Kita mengharapkannya dikala kita sedang sakit saja, tetapi bila badan kembali sehat maka mereka tidak kita butuhkan lagi. Mereka ini adalah dari orang yang kehadirannya kita nantikan berkaitan dengan masalah kemaslahatan hidup dan kehidupan, seperti untuk saling bekerjasama atau sebagai mitra kerja dalam berniaga, bertani, bermusyawarah dan masalah-masalah lain dalam hal muamalah.

    • Terhadap orang yang jika kita bergaul dengannya, tidak ubahnya seperti penyakit. Golongan ini terbagi menjadi beberapa jenis dan tingkatan, bergantung pada intensitasnya terhadap jiwa kita. Diantara mereka adalah yang bersifat individualis dan egoistis. Jika bergaul dengannya hendaklah kita waspada dan berlaku bijak dalam menghadapinya. Hal ini bukan berarti kita harus menghindar dan tidak mau bergaul dengannya, tetapi jagalah jangan sampai diri kita terbawa oleh pengaruh kepribadiannya, karena akan merugikan kita dalam hal agama dan dunia. Oleh karena itu sebaiknya orang-orang yang masuk dalam tipe ini hendaklah dijauhi jika ingin selamat agama dan dunia kita.

    • Terhadap orang yang bila kita bergaul dengannya akan membawa kefatalan, sebab ia laksana ular berbisa. Andaikan kita sampai terkena patuknya, kemudian kita berhasil menemukan penawarnya maka selamatlah kita, tetapi jika tidak, inilah bencana bagi kita. Golongan ini banyak berkeliaran di sekitar kita. Mereka adalah ahli bid'ah yang sesat dan menyesatkan, menyimpang dari Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Mereka pandai membolak-balikkan fakta, Sunnah mereka jadikan bid'ah dan bid'ah mereka jadikan Sunnah. Bagi orang yang berakal tidak layak untuk bergaul ataupun duduk-duduk bersama mereka. Jika itu tetap dilakukan maka akan sakitlah hati bahkan bisa menyebabkan hatinya menjadi mati.

Thursday 21 October 2010

Bolehkah Mengusap Jilbab Ketika Berwudhu?

Sering kali, seorang muslimah berjilbab merasa kesulitan jika harus berwudhu di tempat umum yang terbuka. InMaksud hati ingin berwudhu secara sempurna dengan membasuh anggota wudhu secara langsung. Akan tetapi jika hal itu dilakukan maka dikhawatirkan auratnya akan terlihat oleh orang lain yang bukan mahram. Karena anggota wudhu seorang wanita muslimah sebagian besarnya adalah aurat, kecuali wajah dan telapak tangan menurut pendapat yang rojih (terkuat).Lalu, bagaimana cara berwudhu jika kita berada pada kondisi yang demikian?

Saudariku, tidak perlu bingung dan mempersulit diri sendiri, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan kemudahan dan keringanan bagi hamba-Nya dalam syari’at Islam ini. Allah Ta’ala berfirman,

يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

“…Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu…” (QS. Al Baqarah: 185)

Pada bahasan kali ini, kita akan membahas mengenai hukum wudhunya seorang muslimah dengan tetap mengenakan jilbabnya. Semoga Allah Ta’ala memberikan kemudahan.

Seorang Wanita Boleh Berwudhu dengan Tetap Memakai Jilbabnya

Terkait wudhunya seorang muslimah dengan tetap memakai jilbab penutup kepala, maka diperbolehkan bagi seorang wanita untuk mengusap jilbabnya sebagai ganti dari mengusap kepala. Lalu apa dalil yang membolehkan hal tersebut?

Dalilnya adalah bahwasanya Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha dulu pernah berwudhu dengan tetap memakai kerudungnya dan beliau mengusap kerudungnya. Ummu Salamah adalah istri dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka apakah Ummu Salamah akan melakukannya (mengusap kerudung) tanpa izin dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam? (Majmu’ Fatawa Ibni Taimiyyah, 21/186, Asy Syamilah). Apabila mengusap kerudung ketika berwudhu tidak diperbolehkan, tentunya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan melarang Ummu Salamah melakukannya.

Ibnu Mundzir rahimahullah dalam Al-Mughni (1/132) mengatakan, “Adapun kain penutup kepala wanita (kerudung) maka boleh mengusapnya karena Ummu Salamah sering mengusap kerudungnya.”

Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri pernah berwudhu dengan mengusap surban penutup kepala yang beliau kenakan. Maka hal ini dapat diqiyaskan dengan mengusap kerudung bagi wanita.

Dari ‘Amru bin Umayyah radhiyallahu ‘anhu, dari bapaknya, beliau berkata,

رأيت النبي صلّى الله عليه وسلّم، يمسح على عمامته وخفَّيه

“Aku pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap bagian atas surbannya dan kedua khufnya.” (HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari (1/308 no. 205) dan lainnya)

Juga dari Bilal radhiyallahu ‘anhu,

أن النبي صلّى الله عليه وسلّم، مسح على الخفين والخمار

“Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap kedua khuf dan khimarnya.” (HR. Muslim (1/231) no. 275)
Dalam kondisi apakah seorang wanita diperbolehkan untuk mengusap kerudungnya ketika berwudhu?

Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah berkata, “(Pendapat) yang masyhur dari madzhab Imam Ahmad, bahwasanya seorang wanita mengusap kerudungnya jika menutupi hingga di bawah lehernya, karena mengusap semacam ini terdapat contoh dari sebagian istri-istri para sahabat radhiyallahu ‘anhunna. Bagaimanapun, jika hal tersebut (membuka kerudung) menyulitkan, baik karena udara yang amat dingin atau sulit untuk melepas kerudung dan memakainya lagi, maka bertoleransi dalam hal seperti ini tidaklah mengapa. Jika tidak, maka yang lebih utama adalah mengusap kepala secara langsung.” (Majmu’ Fatawawa Rasaail Ibni ‘Utsaimin (11/120), Maktabah Syamilah)

Syaikhul Islam IbnuTaimiyyah rahimahullah mengatakan, “Adapun jika tidak ada kebutuhan akan hal tersebut (berwudhu dengan tetap memakai kerudung -pen) maka terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama (yaitu boleh berwudhu dengan tetap memakai kerudung ataukah harus melepas kerudung -pen).”(Majmu’ Fatawa Ibni Taimiyah (21/218))

Dengan demikian, jika membuka kerudung itu menyulitkan misalnya karena udara yang amat dingin, kerudung sulit untuk dilepas dan sulit untuk dipakai kembali, dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk membuka kerudung karena dikhawatirkan akan terlihat auratnya oleh orang lain atau udzur yang lainnya maka tidaklah mengapa untuk tidak membuka kerudung ketika berwudhu. Namun, jika memungkinkan untuk membuka kerudung, maka yang lebih utama adalah membukanya sehingga dapat mengusap kepalanya secara langsung.

Tata Cara Mengusap Kerudung

Adapun mengusap kerudung sebagai pengganti mengusap kepala pada saat wudhu, menurut pendapat yang kuat ada dua cara [1], diqiyaskan dengan tata cara mengusap surban, yaitu:

1. Cukup mengusap kerudung yang sedang dipakai.

Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh ‘Amr bin Umayyah radhiyallahu ‘anhu dari bapaknya,

“Aku pernah melihat Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap bagian atas surbannya dan kedua khufnya.”

Surban boleh diusap seluruhnya atau sebagian besarnya [2]. Karena kerudung bagi seorang wanita bias diqiyaskan dengan surban bagi pria, maka cara mengusapnya pun sama, yaitu boleh mengusap seluruh bagian kerudung yang menutupi kepala atau boleh sebagiannya saja. Akan tetapi, jika dirasa sulit untuk mengusap seluruh kerudung, maka diperbolehkan mengusap sebagian kerudung saja yaitu bagian atasnya, sebagaimana disebutkan dalam hadits dari ‘Amr bin Umayyah radhiyallahu ‘anhu di atas.

2. Mengusap bagian depan kepala (ubun-ubun) kemudian mengusap kerudung.

Dari Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu,

أن النبي صلّى الله عليه وسلّم، توضأ، ومسح بناصيته وعلى العمامة وعلى خفيه

“Bahwa Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berwudhu mengusap ubun-ubunnya, surbannya, dan juga khufnya.” (HR. Muslim (1/230) no. 274)

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau berkata,

رأيتُ رسولَ اللّه صلى الله عليه وسلم يتوضأ وعليه عمَامة قطْرِيَّةٌ، فَأدْخَلَ يَدَه مِنْ تحت العمَامَة، فمسح مُقدَّمَ رأسه، ولم يَنْقُضِ العِمًامَة

“Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu, sedang beliau memakai surban dari Qatar. Maka beliau menyelipkan tangannya dari bawah surban untuk menyapu kepala bagian depan, tanpa melepas surban itu.” (HR. Abu Dawud)

Syaikhul Islam IbnuTaimiyah rahimahullah berkata, “Jika seorang wanita takut akan dingin dan yang semisalnya maka dia boleh mengusap kerudungnya. Karena sesungguhnya Ummu Salamah mengusap kerudungnya. Dan hendaknya mengusap kerudung disertai dengan mengusap sebagian rambutnya.” (Majmu’ Fatawa Ibni Taimiyah (21/218), Maktabah Syamilah)

Maka diperbolehkan bagi seorang muslimah untuk mengusap kerudungnya saja atau mengusap kerudung beserta sebagian rambutnya. Namun, untuk berhati-hati hendaknya mengusap sebagian kecil dari rambut bagian depannya beserta kerudung, karena jumhur ulama tidak membolehkan hanya mengusap kerudung saja, sebagaimana diungkapkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Bari. (Lihat Fiqhus Sunnah lin Nisaa, Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim)

Syarat-Syarat Mengusap Kerudung

Para ulama berselisih pendapat tentang syarat-syarat mengusap penutup kepala (dalam konteks bahasan ini adalah kerudung). Sebagian ulama berpendapat bahwa syarat-syarat mengusap penutup kepala sama dengan syarat-syarat mengusap khuf (sepatu). Perlu diketahui bahwa di antara syarat-syarat mengusap khuf adalah khuf dipakai dalam keadaan suci dan batas waktu mengusap khuf adalah sehari semalam untuk orang yang mukim dan tiga hari tiga malam untuk musafir.

Sebagian lagi berpendapat bahwa syarat-syarat mengusap kerudung tidak dapat diqiyaskan dengan persyaratan mengusap khuf. Mengapa demikian? Meskipun sama-sama mengusap, tetapi mengusap kerudung merupakan pengganti dari mengusap kepala yang mana kepala merupakan anggota wudhu yang cukup dengan diusap, sedangkan mengusap khuf merupakan pengganti dari mengusap kaki yang mana kaki merupakan anggota wudhu yang dibasuh/dicuci.

Oleh karena itu tidaklah disyaratkan untuk memakai penutup kepala dalam keadaan suci dan tidak ada batasan waktu, dan inilah pendapat yang lebih kuat, insya Allah. Mereka berpendapat karena dalam hal ini tidak ada ketetapan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai batasan waktunya. Kapanpun seorang wanita muslimah memakai kerudung dan berkepentingan untuk mengusapnya ketika berwudhu maka ia boleh mengusapnya, dan bila mana ia bisa melepas kerudungnya ketika berwudhu maka ia mengusap kepalanya, dan tidak ada batas waktu untuk hal tersebut. Namun, untuk lebih berhati-hati hendaknya kita tidak memakai penutup kepala kecuali dalam keadaan suci. (Majmu’ Fatawa wa Rasaail Ibnu ‘UtsaiminWallahu a’lam. (11/119)).

[1] Thohurul Muslimi fii Dhouil Kitabi was Sunnati Mafhuumun wa Fadhoilun wa Adabun wa Ahkamun hal. 35 & 52, SyaikhSa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, MaktabahSyamilah
[2]Syarh Al-’Umdah hal. 276 dan Majmu’ Fatawawa Rasaail Ibni ‘Utsaimin (11/119)

Penulis: Ummu Isma’il Noviyani Maulida
Muroja’ah: Abu Rumaysho Muhammad Abduh Tuasikal

***

Artikel muslimah.or.id

Sunday 19 September 2010

SEUNTAI NASIHAT TUK SAUDARIKU

Oleh :
Ummu Salma al-Atsariyah

Saudariku,…
Demi Dzat yang jiwaku berada di genggaman tangan-Nya, Sungguh..!!! janganlah kau lipat risalah ini dan jangan pula langsung kau simpan, terlebih lagi kau buang, sebelum kau baca dengan perlahan-lahan dan kau resapi kandungannya… sungguh demi Allah wahai saudariku, tiada maksud dan tiada keinginan dariku kecuali kebaikan bagimu dan engkau diridhai Allah SubhanaHu wa Ta’ala .

Saudariku, semoga Allah SubhanaHu wa Ta’ala mengasihimu… Sungguh Allah SubhanaHu wa Ta’ala telah memuliakan dirimu dengan segala bentuk kenikmatan yang dianugerahkan-Nya kepadamu. Tidakkah tatkala kau mematut dirimu di depan cermin sembari kau memandangi keindahan yang diberikan sang Khaliq kepadamu, kau melihat suatu kesempurnaan yang tiada duanya. Allah Tabaroka wa Ta’ala menganugerahkan kepadamu penglihatan yang dengannya kau dapat melihat, kau dapat membedakan keajaiban dari berjuta-juta warna, dan dengannya pula kau dapat mencermati keindahan ciptaan Allah yang tak terperikan.

Saudariku Muslimah, demikian pula Allah Ta’ala telah menganugerahkan kepadamu pendengaran, yang dengannya kau dapat mendengarkan suara-suara merdu ketika lantunan Al-Qur’an dibacakan, ketika Adzan bergema, dengannya kau dapat mendengarkan nasihat-nasihat yang menyejukkan jiwa dan dengannya pula kau dapat meresapi keindahan kalam-kalam ilahi tatkala dilantunkan. Demikian pula anugerah Allah lainnya seperti kedua kakimu, tanganmu, mulutmu dan lain sebagainya yang sungguh sangat tak terhitung jumlahnya.
Sungguh mulia engkau wahai saudariku, yang menjadikan anugerah yang diberikan Allah kepadanya untuk mendekatkan diri kepada-Nya, seraya merasa kerendahan dan kelemahan dirinya sebagai makhluk yang tak dapat melepaskan diri dari perlindungan Rabbnya, sembari senantiasa berdzikir mengingat kepada keagungan dan kebesaran Allah, Robbanaa Maa Kholaqta Haadza baathilan Subhaanaka… (Ya Rabb kami, tidaklah engkau menciptakan kesemua ini dengan sia-sia, maha suci Engkau…)

Akan tetapi wahai saudariku, semoga Allah menuntunmu ke jalan-Nya yang Haq
Demi Allah, betapa sedih diriku tatkala melihatmu melupakan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepadamu, kau dengan mudahnya lalai begitu saja dengan anugerah-Nya… Seolah-olah apa yang kau miliki itu adalah dari dirimu sendiri. Tatkala kau takjub dengan kecantikanmu, kau bangga dengan kehalusan dan kemulusan tubuhmu, kau merasa betapa indah matamu, betapa bagusnya bibirmu… Lantas kau pamerkan itu semua ke hadapan orang-orang yang tak layak memandangnya, kau perlihatkan sehingga menjadi sakit orang-orang yang lemah hatinya. Kau menjadi pusat fitnah di muka bumi ini. Aurat yang seharusnya kau tutupi dan kau pelihara serta kau jaga itu, dengan mudahnya kau buka dan kau perlihatkan ke hadapanorang-orang bukan mahrammu. Bagian tubuh yang seharusnya hanya kau tujukan ‘tuk calon suamimu, kau umbar begitu saja di hadapan mereka… sehingga menjadi rusaklah para lelaki-lelaki Muslim, tergiur dengan keindahan dirimu yang seharusnya kau pelihara… Lalu, Kau merdu-merdukan suaramu di hadapan mereka, bahkan kau bermanja-manja dengan mereka, kau biarkan mereka melototi dirimu seolah-olah bak hendak melahap dirimu, bahkan kau biarkan dirimu disentuh dan dipegang-pegang oleh mereka –Naudzu biLlah- Sungguh wahai saudariku!!! Sekali lagi sungguh!!! Tidakkah kau pernah mendengar Nabimu yang mulia ‘alaihi Sholaatu wa Salaam pernah bersabda : “Dua golongan dari Ahli Naar yang belum pernah kulihat sebelumnya”, salah satunya ialah “Wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang yang berjalan dengan berlenggak lenggok, ia takkan masuk surga bahkan takkan mencium baunya.”. Nas’aluLlahus Salaamah wal’Aafiyah (Kita memohon keselamatan dan perlindungan-Nya) !!! Wahai saudariku, maukah engkau termasuk wanita yang disifatkan oleh RasuluLlah sebagaimana hadits di atas? Maukah kau dikatakan sebagai wanita-wanita yang berpakaian namun pada hakikatnya telanjang? Maukah kau dinyatakan sebagai orang yang takkan masuk surga, bahkan mencium baunya pun tidak? SubhanaLlah!!! Sekali-kali tidak!!! Kuyakin bahwa kau pasti tak menghendakinya..

Maka kunasehatkan pada dirimu wahai saudariku yang kukasihi karena Allah,
Sesungguhnya dirimu ini adalah bagian dari laki-laki, engkau adalah keturunan manusia yang memiliki karakter dan keunikan yang luar biasa yang menjadikanmu sebagai manusia yang indah, yang menghiasi dunia dan seisinya. RasuluLlah terkasih pernah bersabda : ”Inna ad-Dunya mataa’un wa khoirul mataa’in mar’atun sholihah” yang artinya, sesungguhnya dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang Sholihah.. Ya! Wanita Sholihah!!! Merekalah sebaik-baik perhiasan, karena dari merekalah lahir generasi-generasi yang luhur budi pekertinya, dari merekalah lahir generasi-generasi terbaik, dan merekalah pondasi tegaknya suatu tatanan. Wanita adalah Ibu, yang merupakan madrasah pertama generasi manusia. Wanita adalah Istri yang dengannya menjadi tentram hati laki-laki. Dan dari wanitalah Allah SubhanaHu wa Ta’ala melahirkan para nabi, para shiddiqin, para syuhada’ dan para sholihin.

SubhanaLlah, Maha suci Allah!!! Karena begitu besarnya rasa cinta Allah kepada dirimu, Allah Ta’ala memaktubkan namamu dalam salah satu surat pada firman-Nya yang mulia, surat an-Nisaa’! Maka saudariku yang mulia, sudah tak usah kau hiraukan dan kau dengarkan para pengoceh sesat dengan jargon klasiknya yang mengangkat ‘kesetaraan gender’, karena yakinlah, Islam adalah agama yang paling memuliakan wanita yang tak dimiliki oleh ajaran agama lainnya. Mereka, para pengoceh tersebut, tidaklah menyerumu kecuali mereka menghendakimu tuk meninggalkan ajaran agamamu. Mereka menyerumu tuk bertelanjang, berikhtilath (bercampur baur) dengan kaum lelaki, mereka mengajakmu tuk melupakan kodratmu sebagai wanita yang akan melahirkan penerus-penerus bangsa, bahkan mereka akan meracuni pemikiranmu dengan kekjian-kekejian dan kejahatan-kejahatan.

Sudah!! Tak usah kau hiraukan mereka!!! Yakinlah kau, bahwa kebahagiaan yang abadi itu adalah apabila kau menjadi seorang yang taat dan memiliki keutamaan, menjadi istri yang sempurna dan mulia dan menjadi ibu yang baik dan bertakwa. Dan ini semua terkandung dalam tingginya nilai kebenaran, kebaikan dan cahaya keimanan.
Semoga Allah memuliakanmu dan menuntunmu ke jalan-Nya yang haq.

Sunday 12 September 2010

Jalan Terdekat Menuju Syurga

Bismillahirrahmanirrahim

Surga…negeri indah yang jauh di mata, tapi setiap jiwa mengharapkannya. Ada yang berusaha sungguh-sungguh, ada pula yang jatuh bangun untuk mendapatkannya. Tapi…adapula yang putus asa, sehingga membiarkan dirinya tenggelam dalam kubangan dosa. Mengapa? Karena, ia merasa jalan ke surga itu sulit, melelahkan serta banyak rintangan.

Sungguh, wahai kawan yang hampir putus asa, atau telah berputus asa, dan kawan-kawan yang tak ingin berputus asa, telah ku dapati percakapan penuh nasehat dalam tulisan yang singkat, tentang jalan paling mudah dan dekat menuju surga…

Inilah percakapan yang ku maksud…

Si Fulan bertanya pada temannya,

“Wahai saudaraku tercinta! Apakah engkau menginginkan surga?”

Temannya menjawab,

“Siapakah dari kita yang tidak ingin masuk surga? Siapa di antara kita yang tak ingin mendapatkan kenikmatan yang kekal abadi? Dan siapakah di antara kita yang tak ingin merasakan kesenangan yang kekal, serta kelezatan-kelezatan yang terus menerus, yang tak kan lenyap dan tak pula terputus?”

Si Fulan berkata,

“Kalau begitu…maka mengapa engkau tak beramal shalih yang dapat menyampaikanmu ke surga?”

Temannya menjawab,

“Sesungguhnya jalan ke surga itu sulit, panjang, penuh rintangan dan duri. Sedangkan diriku ini lemah, tak dapat aku bersabar atas kesulitan dan kesusahan yang terdapat di jalan itu.”

Si Fulan berkata,

“Saudaraku…jika engkau merasa tidak dapat bersabar dalam mentaati perintah-perintah Allah, serta bersabar untuk menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat selama di dunia, lalu bagaimana engkau akan bersabar jika nanti di akhirat engkau menjadi penghuni neraka Jahannam?! semoga Allah melindungi aku darinya.”

Temannya menjawab,

“Inilah yang mempengaruhiku dan menjadikanku bimbang dalam urusanku. Akan tetapi, aku tidak mengetahui apa yang harus kulakukan dan dari mana aku harus memulainya…. Dan sungguh aku telah terlanjur terjerumus ke jalan maksiat dan hal-hal yg diharamkan.”

Si Fulan berkata,

“Aku akan menunjukkan padamu jalan pintas yang akan menyampaikanmu ke surga. Dan jalan ini adalah jalan yang mudah, tidak ada kesulitan maupun usaha yang berat di dalamnya.”

Temannya berkata,

“Tunjukkan padaku jalan itu, semoga Allah merahmatimu. Sungguh aku selalu ingin memngetahui jalan yang mudah itu.”

Si Fulan berkata,

“Jalan yang dimudahkan ini, dijelaskan oleh Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya “Al-Fawaaid”, dimana beliau berkata,

’Marilah masuk ke surga Allah…serta berdekatan denganNya di Negeri Keselamatan…tanpa ada letih…tanpa ada kesulitan…dan tanpa ada susah payah…bahkan melalui jalan yang terdekat dan yang termudah…’

’Sesungguhnya, engkau saat ini sedang berada pada satu masa di antara dua masa…dan pada hakikatnya masa itu adalah umurmu…yaitu dimana saat ini engkau ada…di antara masa yang telah lalu dan masa yang akan datang…’

’Adapun masa yang telah lalu…maka ia diperbaiki dengan taubat, penyesalan serta permohonan ampun…dan itu bukanlah sesuatu yang sulit bagimu…serta tidak memerlukan amal-amal yang berat…karena sesungguhnya ia hanyalah amalan hati…’

’Dan pada masa yang akan datang…berusahalah menjauhi dosa-dosa…

dan usahamu untuk menjauhi dosa itu adalah hanya berupa usaha untuk meninggalkan dan bukanlah ia merupakan amalan anggota badan yang menyusahkanmu karena sesungguhnya ia hanyalah berupa kesungguhan serta niat yang kuat…yang akan menyenangkan jasadmu, hatimu serta rahasia-rahasiamu…’

“Apa yang terjadi pada masa lalu, diperbaiki dengan taubat…dan di masa mendatang diperbaiki dengan penghindaran (dari yang haram) dengan kesungguhan serta niat… dan tidak ada kesusahan bagi anggota tubuh atas dua usaha ini.”

“Akan tetapi, yang terpenting dalam masa kehidupanmu adalah masa di antara dua masa (yaitu dimana saat ini engkau berada). Jika engkau menyia-nyiakannya maka engkau telah menyia-nyiakan kebahagiaan dan kesuksesanmu. Namun, jika engkau menjaganya dengan perbaikan dua masa, yaitu masa sebelum dan sesudahnya, dengan cara yang telah disebutkan…maka engkau akan selamat dan menang dengan mendapatkan kelapangan, kelezatan serta kenikmatan…”

Maka, inilah jalan ke surga yang mudah itu….

Bertaubat atas apa yang telah lalu kemudian beramal sholeh serta meninggalkan maksiat pada masa yang akan datang.

Si Fulan menambahkan,

Dan kusampaikan pula padamu sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

“Setiap ummatku akan masuk surga, kecuali yang enggan!” maka shahabat bertanya, siapakah yang enggan itu wahai Rasulullah? Nabi menjawab, “Siapa yang mentaatiku maka ia masuk surga dan siapa yang tidak taat padaku maka ialah yang enggan” (HR Al-Bukhari)

Dan juga sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam,

“Surga itu lebih dekat kepada salah seorang dari kalian dibandingkan dekatnya tali sendalnya terhadapnya, demikian pula dengan neraka.” (Muttafaqun ‘alaih).

***

Diterjemahkan dari Buletin Aqrabuthariq Ilal Jannah, Edisi 131, Madarul Wathan, Riyadh, KSA oleh Tim Penerjemah Muslimah.or.id
Murojaah: Abu Mushlih Ari Wahyudi

***

SUMBER muslimah.or.id

Monday 30 August 2010

perempuan perempuan tidak bertuhan

hanya atas nama cinta
dan berlabuhlah dua insan mengarungi dunia..
naudzubillahi mindzaliq

Friday 27 August 2010

serenade

nobody wants to be lonely
nobody wants to cry

Sunday 25 July 2010

oase

semua jawaban ada di 1/3 malam terakhir..
subhanallah..

Monday 21 June 2010

BUKAN berlian hitam

Orang-orang Hindia yang pergi ke Belanda dan belajar di sana telah kenyang pengalaman pahit keterbelakangan nasional dan sosial sejak kanak-kanak di tanah airnya, keberadaan mereka di Belanda di tengah kawan-kawan yang merdeka secara tidak langsung akan membuat mereka berpikir dan lebih buruk lagi muncul dendam nasional yang lebih mendalam.


Kesenjangan yang terjadi ini tidak mampu terbendung oleh rasa mewujudkan suatu negeri/ bangsa yang bebas dan mandiri. Inilah cikal bakal munculnya entitas yang bernama Indonesia dikalangan terpelajar Nusantara.


Semakin terpelajarnya pemuda Nusantara dalam berpikir dan berlaku semakin membukakan pemikiran mereka terhadap orang-orang Belanda yang berada di Nusantara.


Kepergian pemuda Nusantara ke Belanda dan mendapatkan pembelajaran pendidikan disana membuat mereka membandingkan, bahwa orang-orang Belanda yang berada di Nusantara hanyalah sekumpulan orang-orang yang biasa sama sekali, dan dalam banyak hal bahkan lebih rendah sehingga pantas dihina sekalipun dalam hal pengetahuan.


Tidaklah sulit menebak apa yang terjadi selanjutnya, yakni ketidaktenangan untuk melakukan perubahan segera atas tatanan yang ada terutama yang terjadi di Nusantara.


Namun, pemikiran maju inipun terpecah menjadi dua:




  1. Kubu Revolusi

  2. Kubu Evolusi


Kubu Revolusi menghendaki seluruh hubungan dengan Belanda harus diputuskan, sedangkan kubu Evolusi menghendaki kerjasama dengan Belanda yang nantinya dipandang lebih efektif. Sayangnya, mayoritas pemuda terpelajar Nusantara nampaknya memilih cara terakhir ini. Termasuk para petinggi kita yang merumuskan kemerdekaan Nusantara adalah rangkaian turunan dari pemikiran logika dan empiris Barat yang plural dan menolak hal-hal yang sifatnya imanen.


Perkecualian akan terjadi apabila pelajar tersebut memegang dengan kuat aqidah Islam secara kuat dan teguh. Sayangnya lagi, dari keseluruhan pelajar sedikit sekali yang memperjuangkan Islam sebagaimana perjuangan rakyat Nusantara. Menjadi wajar apabila kita mengetahui bahwa pelajar yang dikirim adalah golongan bangsawan, dimana modernitas dan keterbukaan terhadap sesuatu yang dipandang bagus adalah bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Sehingga usaha kaum terpelajar Nusantara selalu terbentur pada sosiologis masyarakat Nusantara yang telah memeluk Islam taat. Pelajar hanya mampu mencapai wacana pada masyarakat, tapi tidak pernah sampai pada perjuangan hakiki mengangkat senjata untuk orang-orang kafir.


Kesalahannya adalah: pemuda Nusantara yang cerdas dan telah dipintarkan lagi oleh Barat (terutama Belanda), telah disusupi isu-isu humaniora yang menjauhkan mereka dari religiusitas dalam tataran yang paling ultim. Mereka dicekoki kesetaraan, hak asasi dan kemanusiaan untuk ditinggikan diatas agama yang telah dengan darah ditanamkan dan mendapat tempat paling luas di dalam kehidupan masyarakat Nusantara.


40 kesultanan yang mengusung kekuasaan politik Islam telah tersebar di seluruh Nusantara rupanya menjadi kenyataan yang sangat ditakuti oleh Barat dalam upaya pendudukan dan penguasaan hasil bumi Zamrud Khatulistiwa.


Pertanyaannya adalah: bagaimana bisa seseorang yang hidup pada masa belum terciptanya sebuah entitas bernegara diklaim sebagai orang yang berjuang demi tanah air?




Alangkah marahnya para pejuang yang benar-benar memanggul senjata dan berteriak lantang terhadap kolonial dan penjajah jika disejajarkan dengan tukang gambar yang secara kebetulan bernasib baik dicatat sebagai pejuang simbol yang mendorong rakyat Nusantara menciptakan Indonesia!


Note: Artikel Lanjutan dari....


Saturday 19 June 2010

jatuh tertimpa bulan

sudah jatuh masih dikira bulan..
sudah cinta masih dikira bulan juga..
bulan apa sedang musim jatuh ya disana..

Sunday 6 June 2010

sangsi

israel (yahudi) --> Gaza (Islam)
--> marmara (volunteer)

yang lebih dulu diserang Gaza..israel menyerang Gaza..tapi kenapa seluruh dunia tidak ada yang mengecam keras?
begitu muncul marmara dan diserang pula oleh israel..isi kapal universal..tapi lihatlah gejolak hujatan baru muncul dan dunia "baru" mengecam israel..
tidakkah kita bertanya-tanya akan hal ini?
ummat Islam telah dibengkokkan ajarannya untuk memuja kemanusiaan..tuhan orang-orang sekarang ini..tidak lagi diingatkan bahwa hanya ada satu ALLAH..
atau ini skenario yahudi untuk menunjukkan bahwa memang penduduk di seluruh dunia ini memuja tuhan kemanusiaan?!
sy mendengar dengan jelas di berbagai media dan ini kutipannya: "masalah penyerangan ini sudah bukan lagi masalah agama, tapi sudah masalah kemanusiaan" ANJING!!!!
kemanusiaan ditinggikan derajatnya di atas agama!!!
kemana lagi kita akan mendapatkan Ridho-NYA kalau kita bahkan mengangguk-angguk dan bahkan setuju dengan opini yang dibentuk oleh media tersebut?!!
lupakah bahwa semua media di Amerika dikuasai oleh yahudi??!
dan lupakah kita bahwa semua media yang ada di Indonesia ini kucuran dananya juga dari kaum mereka??!!!
bisa-bisa nanti teori darwin tumbuh subur lagi..dan kita kembali lagi menjadi BIADAB!!

Monday 31 May 2010

arms

semakin banyak manusia mempelajari dunia material Barat, maka semakin besar pula kebutuhan untuk melindungi dunia spiritualnya.

Sunday 30 May 2010

fenomena curhat

salah jurusan..salah jalan..keputusan sulit..tolong pahami posisi saya..
kalimat yang sering saya dengar minggu ini dalam setiap tayangan informasi.
mana boleh pemimpin menyerah pada nasib?
kalau ia terbebani amanah, kenapa ia berani mengatasnamakan tuhan dalam mengambil keputusan menerima?
bagaimana bisa keputusan sepenting negara bisa disekedarkan salah jalan..
indonesia nusantara ibu pertiwi zamrud katulistiwa ini mau dibawa kemana?

Monday 24 May 2010

mawar raksasa

sendiri adalah tidak nyata kecuali anda gila..
hasil kesimpulan diskusi dengan kawan perang saya semalam,setelah ngobrol ngalur ngidul membahas mao, merah dan chauvinis arya hitler..saya mempunyai pertanyaan besar..
bagaimana bisa darwinis menghinggapi negara yang secara spiritual tangguh?
kenapa bendera negara yang dihinggapi komunis warna merahnya dominan?
musnahkan sejarah atau melihat sejarah lalu dimusnahkan?..

Friday 21 May 2010

un-touch..

cultural refinement (penghalusan kebudayaan) ini dimunculkan setelah kekuasaan mutlak keraton pada masa majapahit ke mataram (dimana majapahit runtuh setelah kedatangan islam dan jayanya kerajaan demak).
sultan agung sebagai satu-satunya raja yang sanggup diclaim sebagai penguasa tunggal politik, keprajuitan dan keagamaan.
setelah mataram muncul dan pasca sultan agung, kekuasaan mutlak itu tidak ada lagi karena tergantikam dengan kekuasaan ekonomi yang dipegang VOC.
periode ini yang disebut oleh ilmuan sebagai periode byzantium, dijadikan landasan sosiologis dari nasionalisme kultural jawa.
jadi pandangan tentang kebudayaan jawa sebagai sesuatu yang luhur dan aristokratis lahir karena keraton (dalam hal ini mataram) sudah tidak punya "pekerjaan" untuk mengatur kekuasaan pemerintahan secara mutlak.
hal ini terjadi untuk menunjukkan pada rakyat kecil bahwa keraton adalah "sesuatu yang tidak terjangkau" dengan harapan keraton masih mempunyai/dipandang memiliki sisi glamour dan kewibawaan, dimana sisi itu telah sedikit memudar dengan kedatangan pihak asing (baca: penjajah) yang mulai menguasai jaman keemasan kraton dan mengebiri kekuasaan mutlak dari keraton.

Wednesday 19 May 2010

kurang ajar

tinjauan desain barat????????
darimana muridku tau perkembangan desain barat kalau mereka tidak pernah koneksi internet??
darimana muridku tau bentuk2 desain barat kalau mereka panduannya cuma c*nc*pt dan b*b*b*ss tp sudah merasa superpintar???
dan darimana muridku bisa menjual karya mereka kalau dari awal di otak mereka adalah membuat karya idealis????
desain mana ada yang idealis??
semua pasti punya tendensi..
desain itu industri..dan selamanya akan menjadi bagian dari kapitalis..
mana ada desainer yang masih bertembakau mars brand dan berkaus swan brand?
konsekuensi yang selamanya tidak akan sanggup dibayar oleh kaum industrialis.

Sunday 16 May 2010

jujur

Marx menyatakan bahwa hewan adalah makhluk yang genap karena ia tidak perlu menciptakan kebudayaan untuk melengkapi diri.
Hewan itu identik dengan alam, tapi manusia: makhluk ganda yang ganjil dan ambivalen, artinya: manusia bukan bagian dari hewan. jika ada pernyataan yang menyatakan bahwa manusia merupakan bagian dari hewan, maka ia tidak perlu membuat kebudayaan.

Friday 14 May 2010

http://blog.aurorahistoryboutique.com/

duno..

job description tidak jelas..tp kemudian diminta pertanggungjawaban..
apakah semua institusi seperti itu..
penghematan manajemen dalam hal keuangankah..?
konspirasi terselubung yang diam-diam menggerogoti kesehatan karyawan..
siapa yang tidak bergunjing dan menjelekkan orang kalau mengalami yang saya alami diatas..
makanya saya lebih suka menggunjingnya disini..
semua orang bisa membaca tanpa ikut menanggung dosa saya..

auuuuu...

TIDAK ADA AMPUN BAGI MASA LALU..HANCURKAN!
ATAU KAU YANG HANCUR!!!!!!!!!

Thursday 13 May 2010

hatssscchjhhiiiiiiihhhhh.......!!!!!!!!!!

masa mau nulis aja rebutan sinyal!!
lg pilek berat ni..
sekantor pada komplain suara "ssrrhhjrooootttt" yang saya bikin..
abis klo g dikeluarin kan jd penyakit..
Tuhan Maha Adill..setelah sekian lama saya "menantang" akhirnya dijatuhi juga hukuman buat saya..
pilek tiada tara..
haha..
wellcome to the hell..
betapa tidak ada apa2nya saya dihadapan Yaa Qowwiyu..
tp mengurusi negara dan berpikir harus jalan teruss..
kalau tidak siapa yang mau berpikir di cuaca semendung dan syahdu ini..
mungkin anda memilih ngeteh pagi2 atau buka pesbuk dan senyum2 sendiri..
untungnya saya gpunya pesbuk..jd tdk ada yang mengira saya gila karena senyum sendiri di depan PC..hehe..
(lhaa..baru ditulis udah senyum sendiri..dasar plintat plintut..)

Monday 10 May 2010

ternyata tidak semua port terbuka dan mengundang pertanyaan..aku harus mencarinya di tengah gunung logika aritmetika..
haruskah semuanya terkalkulasi menjadi sebuah kesimpulan yang mati dan pasti..
sedangkan kita tahu siapa sebenarnya yang kita lawan..siapa lawan kita sebenarnya..
dua hal yang kita tau pasti..

udah ada sebelumnya